Sahabat adalah orang terdekat kita, dan orang yang selalu ada di saat sedih maupun senang. Sahabat juga bisa jadi orang tua kita sekaligus teman untuk curhat, dimana mereka mau menasehati, memberikan teguran kalau kita salah, memberikan kritikan dan masukan kepada kita agar nantinya kita tidak melakukan hal yang sama dikemudian hari, selain itu memberikan pelajaran yang mungkin sebelumnya kita belum pernah dapat baik itu berupa pengetahuan, cerita kehidupan dan percintaan *aiiihhh sadaapp*
Sahabat juga bisa dijadikan tempat untuk bertukar pikiran, terus bisa saling mengisi juga misal kalau sahabat yang punya kemampuan lebih bisa membantu sahabat yang lainnya yang ketinggalan atau tidak tahu, supaya kita nantinya bisa menyamakan satu sama lain. Sahabat selalu mendukung apa yang sahabatnya lakukan baik bidang pendidikan ataupun hal yang lain selama masih dalam batas kewajaran.
Dalam persahabatan pasti pernah mengalami yang namanya "berantem", dan menurut gue itu wajar. Orang yang pacaran aja bisa berantem apalagi yang sahabatan. Kalau gak ada berantem-beranteman gak seru, karena kita gak tau gimana sifat aslinya mereka terus bisa gak sih kita menyelesaikan masalah itu dengan baik-baik dan terbuka sama sahabatnya dan satu lagi bisa juga gak mereka menerima kekurangan kita dan sifat jelek kita. Nah, kalo kita pernah yang namanya ngalamin konflik atau masalah pastinya kita udah tau tuh sifat aslinya mereka gimana, abis itu sifat jelek yang mereka gak suka kita ubah deh jadi lebih baik lagi biar mereka gak sakit hati dengan sifat atau kelakuan kita ke mereka, abis itu apa yang gak mereka suka dari kita, bisa diperbaikin hubungan persahabatannya yang mungkin sempet renggang gara-gara salah paham setelah diomongin baik-baik, gak ada yang egois dan minta maaf pasti bisa satu lagi hububgan persahabatannya.
Terus kita jaga deh hubungan persahabatan itu menjadi lebih baik dan awet lagi sampai selama-lamanya kalau bisa #Amiiinnnn ....
Karena menurut gue sahabat paling penting dan sangat dibutuhkan saat orang tua kita sedang sibuk bekerja atau dengan urusan yang lainnya, pasti kita mencari tempat untuk bersandar dan bercerita dan itulah yang namanya SAHABAT.
Dan Puji Tuhan dari SMP sampai Perguruan Tinggi (tingkat 1) ini gue punya sahabat-sahabat yang terbaik ^^ Walau kadang suka salah-paham, egois, dan keras kepala. Semenjak pisah sama mereka karena faktor sekolah yang mencar atau gak sekelas lagi, tapi gue ke mereka dan sebaliknya masih tetap komunikasi dan menjalin tali persaudaraan/silahturahmi yang baik sama mereka :)
Setiap keberhasilan pasti berawal dari mimpi. Dan apa saja yang kamu minta dalam "DOA" dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.
Rabu, 30 Oktober 2013
#Tulisan Alasan Mengapa Koperasi di Indonesia Tidak Berkembang Pesat
Koperasi merupakan badan usaha milik bersama yang
didirikan berdasarkan prinsip ekonomi kerakyatan dan atas asas kekeluargaan . Namun, seiring
berjalannya waktu koperasi yang sudah
berumur 15 tahun mengalami pasang-surut atau kemunduran. Kemunduran tersebut terjadi karena beberapa
faktor, diantaranya:
1. Kurangnya
partisipasi anggota – dimana masyarakat belum lebih mengerti tentang Koperasi, kurangnya pendidikan dan
pelatihan yang diberikan oleh pengurus kepada para anggota Koperasi yang
menjadi faktor utamanya, dan kegiatan Koperasi yang tidak berkembang membuat
sumber daya modal menjadi terbatas.
2. Sosialisasi
Koperasi – tingkat partisipasi anggota koperasi yang rendah diakibatkan
sosialisasi yang belum optimal, masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu
sendiri (baik dari permodalan dan kepemilikannya), dan mereka berhak mengawasi
kinerja pengurus.
3. Manajemen
– dimana Koperasi harus diarahkan pada orientasi strategi dan gerakan
Koperasi harus memiliki anggota yang
mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk
memanfaatkan peluang usaha.
4. Permodalan
– kurang berkembangnya Koperasi berkaitan dengan modal yang dimiliki.
Kendalanya karena kurangnya dukungan modal yang kuat dan bergantung pada modal
& sumber Koperasi itu sendiri.
5. Sumber
daya manusia – banyak anggota, pengurus dan pengelola Koperasi kurang mendukung
jalannya Koperasi. Pendirian Koperasi
didasarkan atas dorongan yang dipaksakan oleh Pemerintah. Pengurus yang
dipilih dalam rapat anggota seringkali berdasarkan status sosial. Pengelola
yang ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang
profesional dan bukan dari yang mempunyai mengalaman baik dari sisi akademik
& penerapan dalam wirausaha.
6. Kurangnya
kesadaran masyarakat – perkembangan Koperasi di Indonesia bukan dari kesadaran
masyarakat , tetapi muncul dari dukungan Pemerintah yang disosialisasikan
kebawah.
Secara
garis besar permasalah yang terjadi ada 2 yaitu masalah internal dan eksternal.
·
Masalah internal:
-
Kurangnya solidaritas anggota untuk
berkoperasi di lain pihak anggota
-
Modal usaha yang relatif kecil
-
Terbatasnya untuk tidak melakukan
usaha pemeliharaan fasilitas
-
Keuntungan yang didapat oleh para
anggota sedikit
-
Kegiatan yang belum memenuhi standar,
dimana data statistis kurang memenuhi kebutuhan
·
Masalah eksternal:
-
Kurangnya minat masyarakat untuk
melakukan simpan-pinjam, yang kemudian beralih ke Bank
-
Banyaknya pesaing dari badan usaha lain
yang bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh Koperasi
-
Tingkat harga yang selalu naik, sehingga
pendapatan penjualan merosot atau menciutkan usaha
-
Bunga simpanan yang relatif kecil,
sehingga masyarakat kurang tertarik
-
Tanggapan negatif dari masyarakat
mengenai Koperasi yang pernah gagal tanpa adanya tanggung-jawab kepada
masyarakat yang mengakibatkan kurangnya kepercayaan terhadap pengelolaan
Koperasi
Sumber: wikipedia/koperasi, wartawarga.gunadarma.ac.id
Minggu, 27 Oktober 2013
#Tulisan Biografi Bapak Koperasi
Bapak Koperasi merupakan wakil presiden pertama RI, pejuang, negarawan
serta ekonom dan biasa dikenal dengan panggilan “Bung Hatta”. Beliau lahir di
Fort de Kock (sekarang Bukit-Tinggi, Sumatera Barat), Hindia Belanda, 12
Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 (pada umur 77 tahun).
Ia
juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet
Hatta I, Hatta
II, dan RIS. Ia mundur
dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Bung Hatta besekolah di Padang, beliau mempunyai
ketertarikan pada pergerakan pemuda. Pada tahun 1916 pergerakan pemuda
menunjukkan geliatnya dengan memulai terbentuknya perkumpulan-perkumpulan
seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa dan Jong Ambon. Beliau
memulai kiprahnya di dunia politik dengan menjabat sebagai bendahara pada
perkumpulan pemuda tersebut. Selama menduduki jabatannya, Bung Hatta banyak belajar
tentang pentingnya keuangan bagi kelancaran sebuah organisasi.
Pada
tahun 1921 Bung Hatta menetap di Rotterdam, Belanda untuk belajar pada Handels
Hoge School. Setahun kemudian, beliau bergabung dengan sebuah perkumpulan
pelajar tanah air di Belanda dengan nama Indische Vereeniging. Pada awal
pendiriannya, organisasi tersebut merupakan perkumpulan pelajar biasa dan
berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan dengan nama Indische Partji
yang di dalamnya terdapat 3 tokoh yaitu Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker,
dan Tjipto Mangunkusumo. Kemudian perkumpulan ini berganti nama lagi menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI).
Pada
tahun 1922 Bung Hatta memulai karir politiknya dengan menjabat sebagai
bendaraha PI dan pada tahun 1925 terpilih menjadi ketua PI. Dibawah pimpinan
Bung Hatta PI berkembang menjadi organisasi politik yang mampu mempengaruhi
politik Indonesia sehingga, diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPI) sebagai pergerakan nasional di Eropa.
Pada
tahun 1926 Bung Hatta sebagai ketua PI melakukan kegiatan yaitu memimpin
delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk membicarakan perdamaian di
Berville, Perancis. Kegiatan politik Bung Hatta mulai dianggap sebagai ancaman
yang menyebabkan dirinya ditangkap tentara Belanda bersama Ali Sastoamidjojo,
Nazir St. Pamontjak dan Abdulmadjid Djojodiningrat. Udara kebebasan mulai
tercium di mahkamah pengadian Den Haag yang membebaskan keempat orang tersebut
dari segala tuduhan.
Pada
tahun 1932 Bung Hatta lulus dari sekolahnya di Belanda dan bergabung dengan
Partai Politik Nasional Indonesia (PPNI) yang bertujuan untuk memberikan
pendidikan kepada kader-kader politik dan meningkatkan kesadaran politik rakyat
Indonesia dengan cara pelatihan-pelatihan. Pada tahun 1934 Ir. Soekarno dan
Bung Hatta disaingkan di Digul oleh Belanda. Selama diasingkan beliau menulis
di koran-koran Jakarta dan majalah-majalah di Medan, artikel yang ditulisnya
besifat lebih menganalisis dan mendidik pembacanya.
Pada tahun 1937 Bung Hatta bersama Syahrir
dipindahkan dari Digul ke Banda Neira. Sewaktu di Banda Neira beliau bercocok
tanam dan menulis di koran “Sin Tit Po” (dipimpin oleh Lim Koen Hian) dengan
honorarium f 75 dalam bahasa Belanda. Kemudian beliau menulis di Nationale
Commantaren (Komentar Nasional, dipimpin Sam Ratulangi) dan menulis juga di
koran Pemandangan dengan honorarium f 50 sebulan per satu/dua tulisan.
Pada
saat penjajahan Jepang, Bung Hatta diminta untuk bekerja sebagai penasehat
pemerintah Jepang. Disaat itulah Bung Hatta, menyampaikan keinginan Bangsa
Indonesia untuk merdeka dan mendesak Jepang untuk memberi pengakuan. Lalu Bung
Hatta menyampaikan pidatonya di Lapangan Ikada. Pada tanggal 17 Agustus 1945
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia. Pada 1947 bulan Juli Bung Hatta berusaha
meminta dukungan ke India melalui Jawaharhal Nehru dan Mahatma Gandhi.
Pada
tanggal 27 Desember 1949 hasil pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Ratu Juliana
yang disampaikan kepada Bung Hatta. Selama menjadi wakil presiden, Bung Hatta
aktif memberikan ceramah, pelatihan di berbagai lembaga pendidikan tinggi dan
menulis banyak buku di bidang ekonomi dan koperasi. Selain itu membimbing
gerakan koperasi untuk melaksanakan konsep ekonomi sesuai dengan pemahamannya
yang sangat memadai.
Pada
tanggal 12 Juli 1951 Bung Hatta berpidato melalui radio untuk menyambut Hari
Koperasi Indonesia. Atas perjuangan dan jasanya dalam pergerakan koperasi di
tanah air. Pada tanggal 17 Juli 1953 Bung Hatta diberi gelar kehormatan sebagai
“Bapak Koperasi Indonesia” yang berlangsung pada Kongres Koperasi Indonesia di
Bandung. Pada tahun 1957 beliau meluncurkan buku dengan memuat ide-idenya
mengenai Koperasi yang berjudul “Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun”.
Pada
tanggal 14 Maret 1980 Bapak Koperasi Indonesia menghembuskan napas terakhirnya
di RSUD Cipto Mangunkusumo, atas jasa dan perjuangannya bagi bangsa Indonesia
Mohammad Hatta dianugrahi tanda kehormatan tertinggi RI yaitu “Bintang Republik
Indonesia Kelas 1” yang diberikan oleh Presiden Soeharto.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta, http://esq-news.com/2013/berita/05/24/lebih-mengenal-bapak-koperasi.html
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta, http://esq-news.com/2013/berita/05/24/lebih-mengenal-bapak-koperasi.html
Langganan:
Postingan (Atom)