Krisis
Banyak faktor yang
menyebabkan suatu perusahaan mengalami krisis di dalam manajemennya. Krisis
merupakan suatu kejadian besar dan tidak terduga yang memiliki potensi untuk
berdampak negatif maupun positif. Kejadian ini bisa menghancurkan organisasi
dan karyawan, produk, jasa, kondisi keuangan dan reputasi. Faktor – faktor
penyebab krisis ada 9 yaitu :
1.
Krisis karena bencana alam
2.
Krisis karena kecelakaan industri
3.
Krisis karena produk yang kurang
sempurna
4.
Krisis karena persepsi publik
5.
Krisis karena hubungan kerja yang buruk
6.
Krisis karena kesalahan strategi bisnis
7.
Krisis karena terkait masalah kriminal
8.
Krisis karena pergantian manajemen
9.
Krisis karena persaingan bisnis
Manajemen
Krisis
Manajemen krisis
merupakan proses perencanaan strategis terhadap krisis atau titik balik
negatif, sebuah proses yang mengubah beberapa resiko dan ketidakpastian dari
keadaan negatif dan berusaha agar organisasi dapat mengendalikan sendiri
aktivitasnya. Manajemen krisis yang efektif tidak hanya meredakan atau
mengakhiri krisis tapi juga ada kalanya dapat memberikan organisasi reputasi
yang lebih positif dari sebelum terjadi krisis.
Kasus
Krisis Karena Bencana Alam
Meletusnya Gunung
Merapi pada tahun 2010. Letusan ini merupakan letusan yang lebih dahsyat
dibandingkan dengan letusan – letusan sebelumnya. Dengan adanya bencana tersebut,
menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pengunjung di beberapa tempat wisata di
Yogyakarta. Gembira Loka Zoo merupakan salah satu sektor pariwisata di
Yogyakarta yang merasakan krisis akibat bencana alam ini pada tahun 2010. Salah
satu tempat wisata andalan yang berlokasi di Jalan Kebun Raya No. 2 –
Yogyakarta (55171), sempat mengalami penrurunan jumlah pengunjung. Dapat
terlihat adanya penurunan jumlah pengunjung terhitung dari bulan Oktober 2010. Erupsi
merapi yang terjadi pada bulan September – Oktober 2010 sedikitnya berdampak
bagi Gembira Loka Zoo. Pada bulan September 2010 jumlah pengunjung Gembira Loka
Zoo mencapai angka 136.205 jiwa. Di bulan Oktober dimana erupsi masih terjadi
jumlah pengunjung menurun hingga 53.238 jiwa. Walaupun erupsi merapi sudah
mereda, namun efek yang ditimbulkan masih berdampak. Hal ini terlihat dengan
semakin menurunya jumlah pengunjung hingga 19.967 jiwa. Baru di bulan Desember,
usaha pengembalian citra dilakukan Gembira Loka Zoo membuahkan hasil. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pengunjung hingga 88.732 jiwa dan tetap
dipertahankan hingga awal tahun 2011. Adanya usaha pemulihan yang dilakukan
oleh pihak Gembira Loka Zoo terlihat dalam
perbandingan jumlah pengunjung pada tahun dimana bencana itu terjadi
yaitu tahun 2010 dengan tahun 2011.
Analisis
Setiap perusahaan
sebenarnya dapat mengalami krisis. Dan krisis yang dialami oleh Gembira Loka
Zoo disebabkan karena bencana alam. (Afdhal, 2008:102) Untuk mengubah krisis
menjadi peluang diperlukan persiapan yang matang, termasuk peningkatan
kemampuan staff, implementasi dari rencana harus didesain dengan baik.
Menurut pendapat
saya : Dengan meningkatnya jumlah pengunjung pada tahun 2011 menandakan adanya
upaya pemulihan yang dilakukan oleh pihak Gembira Loka Zoo. Dalam hal ini Humas
yang berperan penting (sebagai tekinis maupun manajer), sangat berpengaruh pada
setiap pengambilan keputusan dalam upaya manajemen krisis yang terjadi di
Gembira Loka Zoo dan sangat memberi andil besar dalam usaha penanggulangan
krisis, serta berperan dalam mengelola manajemen krisis untuk mengembalikan
citra perusahaan dalam meningkatkan pengunjung pasca erupsi merapi tahun 2010. Sehingga
bagi Gembira Loka Zoo, sebaiknya dilakukan pembagian – pembagian tugas atau
pengelompokkan – pengelompokan divisi penangan krisis darurat, agar krisis
lebih efektif lagi dalam menanggulanginya dan lebih cepat pulih.
Referensi :
Afdhal, Ahmad Fuad.
2008. Tips & Trik Public Relation. Jakarta : Gramedia
https://www.google.com/url?url=https://forumkuliah.wordpress.com/2009/01/20/definisi-krisis.html
http://www.google.com/url?url=http://kbbi.web.id.html
http://repository.upnyk.ac.id/1302/1/SKRIPSI.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar