Jumat, 27 Mei 2016

Standar Akuntansi Keuangan Menuju Konvergensi Internasional

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (yang menggunakan dana masyarakat seperti asuransi, perbankan dan dana pensiun). Standar ini mengadopsi IFRS mengingat Indonesia, melalui IAI, telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012. SAK disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Pada tahun 1980-1990an harmonisasi adalah kata yang sering disebut, namun pada tahun 1990 sampai saat ini di kalangan profesi akuntan di dunia menggunakan istilah konvergensi. Konvergen menurut IASB adalah the same word by word in English. Harmonisa akuntansi meliputi :
1.  standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan).
2.  pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
3.  standar audit

Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar intenasionalisasi merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Hal ini juga merupakan sebuah taktik beberapa KAP besar yang menyediakan jasa akuntansi internasional untuk memperluas pasarnya. Adopsi standar internasional akan menumbulkan standar yang berlebihan dan dampaknya, perusahaan harus merespon tekanan nasional, politik, sosial dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional yang rumit dan berbiaya besar. 

IASB (International Accounting Standards Board) yang sebelumnya disebut IASC (International Federaton of Accountants) merupakan badan swasta independen yang dibentuk tahun 1973 yang bertujuan untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan prinsip akuntansi yang dapat digunakan untuk pelaporan keuangan di seluruh dunia. IASC menginginkan, agar standar akuntansi seluruh anggotanya kovergen dengan IFRS (International Financial Reporting Standard). IFRS adalah  suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang : (1) menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan, (2) menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS, dan (3) dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. Alasan IASB memilih penerapan konvergensi bukan harmonisasi, karena pengaturan yang konvergen akan meningkatkan daya banding laporan keuangan seluruh dunia serta tidak ada permasalahan time lags. Konvergensi standar akuntansi merupakan istilah umum dalam IASB. Konvergensi standar akuntansi internasional dan nasional mencakup penghapusan perbedaan secara bertahap yang mencari solusi terbaik atas masalah-masalah akuntansi dan pelaporan. Apabila telah diterapkan konvergensi tersebut, maka tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dalam akuntansi. Konvergensi IFRS 2012, IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi IFRS atau Indonesian GAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada tanggal 1 Januari 2012.  

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) Menerapkan Konvergensi
Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Harmonisasi, dengan membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS.
2. Adaptasi, dengan membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS.
3. Adopsi, dengan mengambil langsung dari IFRS.
Apabila adopsi penuh IFRS dilakukan, maka laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.

Manfaat adopsi penuh IFRS antara lain :
1. memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yg dikenal secara internasional.
2.  meningkatkan arus investasi global melalui transparasi.
3.  menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fundraising melalui pasar modal global.
4.  menciptakan efisiensi laporan keuangan.

Strategi adopsi dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1.  Bing Bang Strategy, adopsi penuh dilakukan sekaligus tanpa masa transisi dan biasanya strategi ini digunakan oleh negara-negara maju dan sebagian negara berkembang seperti Afrika Selatan.
2.   Gradual Strategy, adopsi secara bertahap dengan masa transisi.

Sumber :
http://www.stiks-tarakanita.ac.id/files/Tarakanita%20News%20No.%202/Opini/39%20Standarisasi,%20harmonisasi%20dan%20konvergensi%20IFRS.pdf
http://teoriakuntansiinternasional.blogspot.co.id/p/iasc.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Akuntansi_Keuangan
https://marhendrahendra.wordpress.com/perkembangan-standar-akuntansi-keuangan-indonesia-menuju-international-financial-reporting-standards/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar