cursors

Text Select - Hello Kitty

Kamis, 01 Mei 2014

HAKI Tempe Di Amerika Serikat



Artikel: 
Tempe yang merupakan makanan asli Indonesia, ternyata patennya dimiliki negara lain. Antara lain, Amerika Serikat telah memiliki 35 hak paten yang berhubungan dengan tempe, kemudian Jepang memiliki 5 buah hak paten, sedangkan Indonesia sendiri hanya memiliki 2 buah hak paten yang berhubungan dengan tempe. Itu pun baru tahap pendaftaran belum memiliki nomor paten. Hal tersebut disampaikan oleh Tien R. Muchtadi, guru besar Teknik Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor dalam seminar “Masa Depan Industri Tempe Menghadapi Millenium Ketiga” di gedung BPPT, Senin (14/2). Bahkan kemungkinan makanan mendoan atau tempe yang diberi tepung dan digoreng yang suka berada di pinggir jalan pun sudah dipatenkan oleh negara Paman Sam. “Dalam salah satu paten disebutkan tempe yang dicelup dengan tepung lalu digoreng. Saya takut, itu mendoan atau gorengan tempe yang dijual di pinggir jalan. Kalau itu benar, bisa-bisa kalau sudah perjanjian perdagangan bebas, para tukang gorengan harus bayar, dan itu mahal".
Melonjaknya harga kedelai kembali membuat geger negeri agraris. Dipicu oleh menurunnya nilai tukar rupiah atas Dolar, harga kedelai impor tak mampu lagi dijangkau oleh perajin tahu dan tempe. Membebaskan tarif impor pangan dan bahan baku pangan bagi negara agraris adalah lonceng kematian bahwa Indonesia telah masuk dalam jebakan pangan, food trap. Anehnya bagai seekor keledai yang selalu jatuh di lubang yang sama, berulang kali kita masuk jebakan pangan. bagaimana kondisi di sentra produksi kedelai utama dunia dan perdebatan utama soal distribusi kedelai di tingkat global. Misalnya mengapa petani kedelai Indonesia tidak mampu bersaing dengan petani Amerika Serikat atau Argentina? Bukankah di Amerika Serikat upah petani sangat mahal dan harus dibayar pakai Dolar. Ditambah biaya traktor dan mesin, juga pengapalan antar benua harusnya kedelai Amerika harusnya berlipat kali lebih mahal dibanding kedelai lokal. Tapi nyatanya harga per kilo kedelai impor lebih rendah dari kedelai lokal.
            Geopolitik pangan global adalah medan perang pangan. Kunci memenanginya bukan dengan cara kompetisi untuk ekspansi pasar misalnya dengan mengundang investor besar masuk. Food war hanya bisa kita menangi apabila petani kita berdaulat. 

Menurut Pendapat Saya:
Jika hal ini terjadi , maka kemungkinan besar sistem pembuatan dan pemasaran tempe di Indonesia akan mengalami hambatan yang cukup besar dan tentu saja akan memperlambat sistem perekonomian di Indonesia. Sikap Pemerintah ialah harus lebih gesit bertindak dan peka terhadap persoalan HAKI. Yang mengherankan, mengapa Pemerintah sepertinya tak bergeming, bahkan terkesan lambat. Pemerintah tidak pernah belajar dari kasus yang sama soal kedelai. Justru yang membuat produksi kedelai dalam negeri hancur adalah karena diberlakukannya bea masuk impor kedelai 0 persen.
Alasan-alasan mengapa petani kedelai di Indonesia kalah saing dengan petani kedelai di Amerika yaitu :
1. Luas lahan kedelai di AS saat ini tidak kurang dari 26 juta Hektar atau seluas dua kali lebih total lahan sawah di Indonesia.
2.  Kedelai memiliki kecocokan untuk tumbuh di daerah seperti Amerika dengan suhu antara 20-30 derajat Celcius. Varietas di Iowa AS pada golongan 3. Sedangkan varietas di Indonesia golongan 9. Kondisi agroklimat dan varietas ini yang membuat produktifitas kedelai di AS 2,5-3 Ton/ Ha. Sedangkan produktivitas kita 1,5-2 Ton.
3. Produksi kedelai di AS yang berlimpah membuat mereka harus memaksa negara lain untuk menyerapnya melalui liberalisasi perdagangan pangan. Di AS sendiri, kondisi ini tercipta setelah proses panjang sejarah pertanian yang kelebihan produksi sejak habis perang dunia kedua.
Solusi dari alasan di atas adalah Produksi kedelai dalam negeri perlu diperluasdan mendorong untuk merotasi tanaman pangan lain dengan kedelai, serta mengimport kedelai jangan hanya mengeksport dari negara lain. Agar untuk mengkompensasi kekurangan agroklimat.Harusnya sebagai negara agraris besar Indonesia bisa menginisiasi untuk menggandeng negara-negara berkembang lain membangun perdagangan alternatif yang berkadilan untuk pangan dan pertanian di tingkat dunia.
Syarat agar petani di Indonesia berdaulat adalah menyediakan lahan untuk petani, mematok harga yang mensejahterakan, berproduksi dengan pangan yang menyehatkan.Tempe berbahan kedelai hasil pertanian alami jauh lebih menyehatkan tidak hanya bagi tubuh, tetapi bagi ekosistem pertanian kita. Langkah awal untuk membuat bangsa ini berdaulat makan tempe, bisa menjadi langkah besar menjadi bangsa berdaulat pangan lebih luas lagi. Dan Pemerintah harus memberikan HAKI terdahap tempe agar tempe masih bisa dinikmati oleh warga Indonesia dan para pedagang tempe masih bisa berjualan.

Sumber: 
http://kompas.com/wartakota/0002/15/08.html
http://kompas.com/wartakota/0002/15/08.html